Selasa, 30 November 2010

peranan di bidang IT dalam penanggulangan bencana alam

Pada saat ini, Indonesia sering sekali di beri teguran oleh Allah yang berupa musibah dan bencana alam. Sebut saja musibah Tsunami, banjir bandang, gunung meletus dll yang secara berurut menimpa bangsa kita. Musibah tersebut membuat hati kita sedikit tergugah untuk turut serta berpartisipasi dalam menanggulangi atau sedikit mengantisipasi musibah tersebut. Oleh sebab itu peranan kita dalam masing-masing bidang ,khususnya IT sangat berpengaruh untuk membantu mereka yang terkena ataupun yang belum terkena musibah.

Peranan kita dalam bidang IT ini sangat banyak sekali implementasinya untuk masyarakat. Misalnya saja untuk menggalang bantuan bagi korban bencana, kita selaku pakar dalam bidang IT dapat membuat komunitas media maya unutk menggalang dana secara online. Kasus kedua untuk mengantisipasi korban yang berjatuhan, kita dapat membuat suatu komunitas informasi yang langsung dapat diketahui masyarakat secara langsung, misalnya saja radio Komunitas. Selain itu kita juga dapat membuat sebuah alat yang berupa sensor ataupun Alarm peringatan yang diletakkan di tempat masyarakat sekitar yang rawan dengan bencana.

Aspek penting untuk membuat penanggulangan ini sebenarnya sederhana sekali, yaitu adanya kerjasama antara masyarakat sekitar dengan pemerintah serta para pelaku di bidang IT unutk memperoleh informasi yang akurat. Pada umunya peranan kita selaku pakar di bidang IT memiliki konsep proses penyampaian informasi dari bagian pengirim (server) ke penerima (client) ,dalam hal ini korban bencana Alam. Sehingga pengiriman informasi tersebut akan berjalan secara:
* reliable
* lebih cepat
* lebih luas sebarannya, dan
* lebih lama penyimpanannya.
* tidak mudah rusak

Dengan penalaran seperti diatas, Konsep ini menjadi acuan kita kenapa peranan kita selaku pakar dibidang IT sangat penting. Selain karena Prosesnya lebih cepat , hasil dan informasinya lebih akurat dan tertuju. Hal diatas merupakan contoh perwujudan dengan informasi saja, contoh yang sebelumnya dapat di implementasikan juga kemasyarakat sesuai dengan keahlian kita pada bidang IT.

sumber : http://diarcoolz.blogspot.com/2010/11/peranan-kita-dalam-penanggulangan.html

early warning tsunami / gunung untuk mencegah bahaya tersebut

Tsunami berasal dari bahasa Jepang. "tsu" berarti pelabuhan, "nami" berarti gelombang sehingga secara umum diartikan sebagai pasang laut yang besar di pelabuhan.

Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsif tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran. Kecepatan tsunami yang naik ke daratan (run-up) berkurang menjadi sekitar 25-100 Km/jam dan ketinggian air tsunami yang pernah tercatat terjadi di Indonesia adalah 36 meter yang terjadi pada saat letusan gunung api Krakatau tahun 1883.

Penyebab terjadinya Tsunami

* Gempa bumi yang diikuti dengan dislokasi/perpindahan masa tanah/batuan yang sangat besar dibawah air (laut/danau)
* Tanah longsor didalam laut
* Letusan gunung api dibawah laut atau gunung api pulau.


Gejala dan Peringatan Dini

* Gelombang air laut datang secara mendadak dan berulang dengan energi yang sangat kuat.
* Kejadian mendadak dan pada umumnya di Indonesia didahului dengan gempa bumi besar dan susut laut.
* Terdapat selang waktu antara waktu terjadinya gempa bumi sebagai sumber tsunami dan waktu tiba tsunami di pantai mengingat kecepatan gelombang gempa jauh lebih besar dibandingkan kecepatan tsunami.
* Metode pendugaan secara cepat dan akurat memerlukan teknologi tinggi.
* Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah terjadinya gempa bumi besar di bawah laut.

Adanya tsunami tidak bisa diramalkan dengan tepat kapan terjadinya, akan tetapi kita bisa menerima peringatan akan terjadinya tsunami sehingga kita masih ada waktu untuk menyelamatkan diri.


Penyelamatan Diri Saat Terjadi Tsunami

Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat. Janganlah ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai dan lautan.

Namun jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempa bumi, air laut dekat pantai surut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.

Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.

Strategi Mitigasi Dan Upaya Pengurangan Bencana

1. Peningkatan kewaspadaaan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya tsunami.
2. Pendidikan kepada masyarakat terutama yang tinggal di daerah pantai tentang bahaya tsunami.
3. Pembangunan Tsunami Early Warning System (Sistem Peringatan Dini Tsunami).
4. Pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai yang beresiko.
5. Penanaman mangrove serta tanaman lainnya sepanjang garis pantai untuk meredam gaya air tsunami.
6. Pembangunan tempat-tempat evakuasi yang aman disekitar daerah pemukiman yang cukup tinggi dan mudah dilalui untuk menghindari ketinggian tsunami.
7. Peningkatan pengetahuan masyarakat lokal khususnya yang tinggal di pinggir pantai tentang pengenalan tanda-tanda tsunami cara-cara penyelamatan diri terhadap bahaya tsunami.
8. Pembangunan rumah yang tahan terhadap bahaya tsunami.
9. Mengenali karakteristik dan tanda-tanda bahaya tsunami.
10. Memahami cara penyelamatan jika terlihat tanda-tanda akan terjadi tsunami.
11. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tsunami.
12. Melaporkan secepatnya jika mengetahui tanda-tanda akan terjadinyan tsunami kepada petugas yang berwenang : Kepala Desa, Polisi, Stasiun Radio, SATLAK PB maupun institusi terkait.
13. Melengkapi diri dengan alat komunikasi.

Letusan Gunung Api
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah "erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi.
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah "erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi.


Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung api tetap membawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memiliki resiko merusak dan mematikan.

Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu

Bahaya Utama (Primer)
1.Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan (segala ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi dan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat tinggi, antara 300 - 700º Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat tinggi, > 70 km/jam (tergantung kemiringan lereng).

2.Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung. Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya energi letusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi (>200ºC), ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10 cm sehingga mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim juga disebut sebagai "bom vulkanik".

3.Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung. Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya tergantung dari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan tumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.

4.Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 - 1200ºC. Karena cair, maka lava umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi batu (batuan beku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.

5.Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung api. Gas utama yang biasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap menyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memiliki karakteristik letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu, Gunung Api Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.

6.Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi material-material akan memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombang tsunami. Makin besar volume material letusan makin besar gelombang yang terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung Krakatau tahun 1883.

Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.

Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi

* Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
* Membuat perencanaan penanganan bencana.
* Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
* Mempersiapkan kebutuhan dasar
* Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi
* Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
* Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
* Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya.
* Jangan memakai lensa kontak.
* Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
* Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
* Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi
* Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
* Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
* Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin.

Sumber : http://ubalokajateng.blogspot.com/2008_11_01_archive.html